Tentang IAPW

Organisasi yang berorientasi dalam bidang pendidikan dan sosial.

Ikatan Alumni Perguruan Wahidin (IAPW), adalah sebuah perkumpulan yang anggotanya terdiri dari para Alumni Sekolah Perguruan Wahidin Bagansiapiapi, didirikan pada tanggal 7 Juli 2005, dengan jumlah alumni keseluruhan mencapai lebih dari 7.000 orang yang tersebar di berbagai penjuru nusantara maupun manca negara. IAPW adalah organisasi yang terbuka bagi semua alumni Perguruan Wahidin yang setuju pada Anggaran Dasar IAPW, berorientasi pada pendidikan dan sosial guna pembangunan bangsa.

Saat ini organisasi IAPW sudah menjadi salah satu organisasi yang cukup dikenal di kalangan masyarakat luas. Sejak berdiri hingga saat ini sudah banyak kegiatan dalam bidang pendidikan dan sosial yang sudah dilaksanakan oleh IAPW , antara lain :

  • Pemberian Dana Bantuan Belajar (Bea Siswa);
  • Bantuan Sosial dan Kemanusiaan;
  • Seminar Pendidikan dan Kesehatan;
  • Kegiatan Kesenian dan Budaya
  • Kegiatan Kepemudaan dan Olahraga
  • Kegiatan Hubungan Kemasyarakat

CIKAL BAKAL BERDIRINYA IAPW

Sejak awal mendirikan IAPW bukanlah suatu pekerjaan yang akan membawa keberuntungan kebendaan (materi) atau kemasyhuran nama yang akan menjadikan para pendiri sebagai pahlawan, melainkan para pendiri baru dapat dianggap berhasil jika sang pahlawan adalah seluruh alumni Perguruan Wahidin Bagansiapi-api itu sendiri bersatu dalam semangat membangun IAPW menjadi organisasi yang maju dalam rangka mengabdi pada masyarakat, nusa dan bangsa.

Berawal dari alumni angkatan tahun 1977, SMP Perguruan Wahidin Bagansiapi-api yang bertahun-tahun rutin mengadakan reuni, reuni dimulai pertama kali pada tahun 1992 di Jakarta yang sebagian besar anggota alumni belum menikah, hidup dengan ekonomi yang hanya cukup membayar indekost dan kebutuhan hidup sehari-hari. Waktu terus berjalan sampai pada suatu ketika tercetus ide untuk mendirikan yayasan untuk kalangan alumni SMP angkatan tahun 1977 sendiri, ide tersebut mucul pada reuni ke IV tanggal 28 – 30 Juni 1996 di Cisarua – Puncak Bogor dalam bentuk obrolan anggota alumni SMP angkatan 1977 yang kebetulan salah satu anggota alumni bergerak di bidang profesi hukum selaku Advokat – Pengacara.

Obrolan tersebut tenggelam tanpa realisasi meskipun waktu terus berjalan Sang Advokat – Pengacara telah berganti profesi menjadi Notaris/PPAT pertama kali pindah ke Pekanbaru dan setelah reformasi tahun 1999 pindah domisili menjadi Notaris/PPAT di Jakarta, dalam pertemuan informal beberapa anggota Alumni SMP angkatan 1997 kembali mengangkat ide pendirian yayasan alumni SMP angkatan 1977 yang sempat mendapat respon tidak prospektif mengingat bahwa mengorganisir alumni dalam satu wadah bukanlah suatu pekerjaan yang mudah, juga harus bersiap diri terlibat dan berperan dalam suatu proses perjuangan yang menuntut kita agar berpandai-pandai membagi waktu dan mampu menyeimbangkan penuaian kewajiban kepada keluarga dengan tanggung jawab sebagai anggota atau pengurus organisasi harus memberi kontribusi dalam membangun IAPW menjadi organisasi yang dapat mendorong perubahan sosial yang lebih besar. Akhirnya juga berbagai pertimbangan subyektif antara lain bagaimana meneruskan yayasan tersebut jika semua anggota Alumni SMP angkatan 1977 telah tua dan dipanggil Tuhan, tentu sangat membebani generasi penerus yang belum tentu memiliki ide dan ispirasi serta semangat yang sama.

Perkembangan politik setelah reformasi telah memberi kesempatan seluas-luasnya ofkepada WNI untuk mendirikan partai politik dan organisasi Kemasyarakatan, Paguyuban, Perhimpunan dan Yayasan ; berkat kehadiran Gus Dur di dalam pemerintahan RI membuka peluang dan kebebasan bagi suku Tionghoa di Indonesia merayakan tahun baru Imlek – tahun baru orang Tionghoa secara terbuka untuk pertama kalinya dalam 32 tahun setelah berakhirnya kekuasaan Presiden Soeharto. Untuk pertama kali dalam 32 tahun masyarakat Indonesia Tionghoa bisa menikmati pertunjukan Liong dan Barongsai secara besar-besaran tanpa kerusuhan, tanpa gangguan masyarakat. Yang lebih penting lagi dengan tumbangnya Orde Baru kerangka hukum bagi pendirian organisasi masyarakat umumnya mengalami perbaikan, kebebasan berorganisasi dan berekspresi lebih dijamin sehingga tumbuh berdirinya Paguyuban marga-marga, Perhimpunan Komunitas yang bercirikan daerah/kampong Negeri Tiongkok, dan Yayasan Vihara/Kelenteng pun berkibar, kesemuanya tumbuh subur tanpa hambatan apapun.

Secara kebetulan anggota alumni SMP angkatan tahun 1977 memiliki anggota berprofesi Notaris/PPAT yang banyak terlibat dan berperan aktif diberbagai Ormas, Paguyuban, Perkumpulan dan Yayasan telah cukup pengalaman di bidang pendirian dan seluk beluk berorganisasi, maka ide pendirian Yayasan Alumni SMP Angkatan tahun 1977 mulai direspon kembali ; tentunya dengan dukungan 4 orang sponsor abadi rutin yang menjadi pilar kekuatan dan obor semangat seluruh Anggota Alumni SMP Angkatan 1977. untuk merealisasikan terbentuknya ide pendirian organisasi ikatan/yayasan alumni SMP angkatan tahun 1977.

Dapat dikatakan dari tahun 2005 masa permulaan dan gema-gema keinginan untuk membentuk suatu organisasi permanen yang telah lama dicetuskan menjadi mengkristal dengan melakukan rapat perdana pada tanggal 10 April 2005 dibicarakan pembentukan suatu organisasi dalam bentuk Ikatan atau Yayasan, jalannya rapat tidak selalu datar dan mulus. Hambatan seperti kekurangan waktu dan tenaga sudah menjadi bagian memperlambat persiapan pendirian organisasi tersebut, barulah kemudian pada tanggal 25 – 26 Juni 2005 Alumni SMP Angkatan tahun 1977 mengadakan darmawisata ke Puncak bertempat pada Hotel Delaga Biru di Cipendewa – Cipanas telah diadakan sebuah acara seminar khusus dengan tema mendiskusikan pendirian Ikatan/Yayasan Alumni SMP Angkatan tahun 1977 Perguruan Wahidin Bagansiapi-api adalah cita-cita atau fakta.

Hasil diskusi dalam seminar tersebut langsung pada hari tersebut dibentuk struktur organisasi Ikatan/Yayasan Alumni SMP angkatan tahun 1977 yang masih bersifat internal, kemudian selesai acara darmawisata keputusan pendirian Ikatan/Yayasan menghadapi berbagai tantangan, kecaman bahkan ketakutan terhadap aroma politik peristiwa masa tahun 1965 yang traumatik pun muncul sampai persoalan kecemasan terlibat dalam suatu proses politis ini menjadi pertanyaan yang perlu dijawab, akhirnya atas keyakinan Notaris/PPAT memberi pandangan dan saran-saran kepada seluruh Anggota Alumni SMP angkatan tahun 1977 baik berdasarkan pandangan hukum maupun pengalaman selama terlibat dalam berbagai Organisasi Masyarakat, Paguyuban, Perhimpunan dan Yayasan menjadi modal sosial bersama, akhirnya disetujui pendirian Perhimpunan Ikatan Alumni Perguruan Wahidin Bagansiapi-api dengan dukungan 4 orang promotor sekaligus pilar Alumni SMP Angkatan tahun 1977.

Setelah mengadakan beberapa kali rapat khusus membicarakan tentang nama Ikatan dan syarat keanggotaan cukup menimbulkan perdebatan serta sifat organisasi yang tertutup atau terbuka bagi seluruh Alumni, komunitas Bagansiapi-api termasuk penggunaan nama Alumni Perguruan Wahidin Bagansiapi-api menjadi topik krusial. Akhirnya hal tersebut diambangkan dan tanpa menunggu hasil keputusan rapat telah dibentuk tim formatur pembentukan Pembina dan Pengurus serta Akta Pendirian Organisasi langsung disepakati dan disetujui 4 orang promotor Alumni SMP Angkatan 1977, maka Notaris pun segera membuat akta pendirian yang anggaran dasarnya Notaris susun kurang lebih membutuhkan waktu selama 2 minggu dan akhirnya Notulen Rapat Pendirian IAPW tertanggal 25-06-2005 ditandatangani oleh 23 orang pendiri yang kebetulan berdomisili di Jabotabek, tetapi dengan jujur perlu disampaikan bahwa sesungguhnya disepakati seluruh Anggota Alumni SMP Angkatan 1977 semestinya ikut menandatangani akta pendirian tersebut, namun disebabkan kondisi masing-masing anggota Alumni SMP angkatan 1977 berdomisili di berbagai wilayah nusantara dan mancanegara tentunya memerlukan waktu lama, sedangkan spirit dan aspirasi seluruh anggota alumni SMP angkatan 1977 telah sepakat bulat mendirikan Perhimpunan IAPW, maka guna mempermudah proses pendirian tersebut akhirnya ditandatangani oleh 23 orang dan dengan struktur organisasi yang pertama kali disetujui struktur organ IAPW terdiri dari 4 orang Dewan Pembina, 4 orang Dewan Penasehat dan 27 orang Dewan Pengurus yang terdiri dari 1 orang Ketua Umum, 4 orang Wakil Ketua Umum, 2 orang Sekretaris, 3 orang Bendahara, 6 orang Bidang Hubungan Masyarakat, 2 orang Bidang Sosial, 2 orang Bidang Kesehatan, 1 orang Bidang Kepemudaan, 1 orang Bidang Kewanitaan, 2 orang Bidang kesenian dan Olahraga, 1 orang Bidang Bahasa Indonesia, 1 orang Bidang Bahasa Inggris, 1 orang Bidang Kebudayaan dan Pendidikan, 1 orang Penasehat Hukum.

Dari Notulen Rapat Pendirian tersebut dikuasakan kepada ketua Umum, Sekretaris dan Bendahara untuk dinyatakan dalam akta Notaris tertanggal 07 Juli 2005 Nomor 11. Setelah Akta Pendirian IAPW dibuat Notaris melanjutkan permohonan Izin Penggunaan Lambang/Atribut/Logo/Nama Perguruan Wahidin kepada Yayasan Perguruan Wahidin berdasarkan surat tertanggal 19 Juli 2005 dan diberi izin dengan balasan surat tertanggal 30 Juli 2005 Nomor 420/YPW/02/2005/259 beserta ucapan terima kasih atas izin yang diberikan dengan surat tertanggal 11 Agustus 2005 Nomor 230/SK/DJA/VIII/2005.

Langkah berikutnya dilakukan pendaftaran dan pemberitahuan keberadaan Organisasi IAPW kepada Badan Kesatuan Bangsa DKI – Jakarta Jalan Medan Merdeka Selatan Nomor 8 – 9 di Jakarta, dan organisasi IAPW telah terdaftar berdasarkan Surat Pendaftaran dalam Buku Daftar Inventarisasi Pemerintah Propinsi DKI Jakarta Nomor 96/STTPKO/I/K/2006 tanggal 06 Januari 2006.

Setelah 8 bulan keberadaan organisasi IAPW diperoleh dari Dinas Badan Kesatuan Bangsa DKI-Jakarta diteruskan proses permohonan status badan hukum kepada Departemen Hukum & Hak Asasi Manusia RI dengan surat tertanggal 28 Agustus 2006 Nomor 145/SK/DJA/VIII/2006, dan ternyata setelah dilakukan legal audit oleh korektor Departemen Hukum & Hak Asasi Manusia RI selama kurang lebih 6 bulan lamanya baru memperoleh jawaban dan perintah untuk melakukan perubahan Anggaran Dasar dari pasal 11 sampai dengan pasal 21, pasal 23 dan pasal 33 Anggaran Dasar IAPW sesuai surat Departemen Hukum & Hak Asasi Manusia RI tanggal 04-01-2007 nomor C2-HT.01.03.A-337 ditujukan kepada Notaris yang selama kurang lebih satu bulan lamanya baru berhasil merumuskan perubahan kedua Anggaran Dasar IAPW berdasarkan perintah pejabat yang berwenang dibuatlah Akta Perubahan Anggaran Dasar IAPW tertanggal 17-02-2007 Nomor 11.

Selama menunggu pengesahan status Badan Hukum IAPW dari Departemen Hukum & Hak Asasi Manusia RI secara internal Anggota Alumni SMP angkatan tahun 1977 setiap sebulan sekali terus-menerus melakukan rapat internal dari bulan Juli 2005 sampai bulan September 2007 yang pada essensinya membahas pokok-pokok masalah yang dihadapi sejak berdirinya IAPW, antara lain :

  1. Realisasi kelanjutan hasil seminar di Puncak bulan Juni 2005 dan setelah pendirian IAPW perlu dilanjutkan dengan publikasi dan sosialisasi kepada seluruh alumni serta merumuskan tujuan utama IAPW berikut program kerja;
  2. Pembahasan pemilihan alternative, Sewa ruko atau menggalang dana dari arisan Anggota Alumni SMP angkatan tahun 1977 untuk membeli gedung kantor IAPW ;
  3. Pembentukan panitia Inti dari Alumni SMP Angkatan tahun 1977 untuk menjalankan kegiatan dan kerja organisasi IAPW ;
  4. Menciptakan kegiatan usaha tambahan untuk menutup biaya operasional gedung kantor IAPW ;
  5. Pemilihan tempat rapat (meeting) bulanan selama kantor IAPW secara permanen belum ada ;
  6. Dibuka kembali Arisan Besar (Arisan Bombay) untuk membiayai kegiatan operasional dan uang muka talangan dari Alumni SMP angkatan 1977 untuk pembelian secara kredit gedung kantor IAPW yang kemudian diteruskan lagi kepada dukungan dan partisipasi seluruh Alumni Perguruan Wahidin Bagansiapiapi.

Berkat kekompakan seluruh Anggota Alumni SMP Angkatan tahun 1977 berhasil menggalang dana awal yang didukung oleh 4 orang promotor sebagai pilar kekuatan Alumni SMP angkatan tahun 1977 berhasil membeli dua unit ruko yang sekarang menjadi gedung kantor IAPW berdasarkan Akta Jual Beli berturut-turut tanggal 23 Nopember 2007 Nomor 2209/2007 dan Nomor 2210/2007 dengan Sertipikat Hak Guna Bangunan Nomor 6353 dan Nomor 6354 terdaftar dan tercatat atas nama Perhimpunan IAPW Bagansiapi-api berkedudukan di Jakarta, Jalan Jelambar Barat III Nomor 5 Blok C5-6 Kompleks Ruko Duta Permai Jakarta Barat.
Selama proses penggalangan dana oleh panitia INTI dan dukungan seluruh Anggota Alumni SMP Angkatan tahun 1977 telah berhasil memiliki gedung kantor IAPW dan setelah itu dilakukan publikasi dan sosialisasi kepada seluruh Alumni Perguruan Wahidin Bagansiapi-api untuk memberi dukungan materi dan spiritual dalam rangka meneruskan proses penyelesaian partisi dan design interior dan eksterior ternyata langsung mendapat sambutan dan respon positif dengan banyak dukungan Alumni Perguruan Wahidin Bagansiapi-api dari berbagai angkatan berupa hibah barang maupun sumbangan dalam bentuk dana sehingga gedung kantor IAPW sekarang menjadi representatif dalam meningkatkan kapasitas dan kualitas IAPW. Selama proses pembangunan Gedung IAPW belum selesai ternyata Alumni SMP Angkatan tahun 1977 bersama-sama beberapa angkatan Alumni Perguruan Bagansiapiapi senantiasa terus menerus setiap bulan sekali mengadakan rapat bulanan di fasilitasi penuh oleh salah seorang promotor yang menjadi pemilik Hotel Kchrysant.

Atas peran aktif 2 (dua) Anggota Alumni SMP Angkatan tahun 1977 dan dengan dukungan Alumni lainnya dari SMP Angkatan tahun 1977 melakukan propaganda terus menerus dengan mengundang semua Angkatan Alumni Perguruan Wahidin Bagansiapiapi bersama-sama melakukan publikasi dan sosialisasi guna memperjuangkan pengorganisasian IAPW bertahan dan berjalan kokoh sampai akhirnya organisasi IAPW menjadi terbuka bagi seluruh Alumni Perguruan Wahidin Bagansiapiapi dengan tujuan untuk mempererat hubungan persaudaraan Alumni, membina kerjasama baik sesama Alumni dan mendorong seluruh Alumni bersatu dalam satu wadah Alumni dan ikut berperan membesarkan kegiatan organisasi IAPW sesuai dengan rumusan visi dan misi IAPW agar seluruh anggota Alumni memiliki satu pandangan dan pemahaman bersama untuk maju bersama IAPW mewujudkan cita-cita yang mulia.

SOSIALISASI , IAPW MENJADI ORGANISASI TERBUKA

Proses pengorganisasian seluruh Anggota Alumni Perguruan Wahidin Bagansiapiapi yang sangat dinamis itu, secara sederhana dapat digambarkan ibarat membangun satu rumah. pertama-tama, disana ada sekumpulan Alumni atau satu keluarga Alumni yang memiliki keinginan yang sama untuk membangun satu rumah sama halnya membangun IAPW menjadi rumah kedua alumni. Apalagi kita mnegetahui modal dan potensi sosial Alumni Perguruan Wahidin Bagansiapi-api yang ketika akan dilakukan proses pengorganisasian ternyata banyak mengalami kendala dalam mengidentifikasi seluruh anggota alumni , kendala ini diatasi dengan secara rutin sebulan sekali diadakan rapat bersama dengan beberapa angkatan alumni untuk melaksanakan proses perorganisasian Anggota Alumni untuk bergabung dalam IAPW, rapat bersama dengan beberapa angkatan alumni dilaksanakan melalui undangan ramah tamah pada tanggal 09 Juli 2006 di Hotel Chrysant dan acara ramah tamah dimaksud dalam rangka mengajak seluruh Alumni Perguruan Wahidin Bagansiapiapi untuk bergabung dalam satu wadah IAPW.

Dalam rapat persiapan Acara ramah tamah telah ditunjukan 3 Ketua definitif selain dari Luar Angkatan 77 untuk membantu ketua Umum dalam melakukan persiapan Acara Ramah Tamah/Penghubung Angkatan dan membantu koordinasi penyelesaian pembangunan gedung..

Setelah acara ramah tamah ternyata berhasil mengorganisir beberapa angkatan alumni dan diadakan Rapat Pertama Perwakilan Alumni di Hotel Chrysant tertanggal 25 Agustus 2006 berhasil dibentuk Dewan Perwakilan Alumni, kemudian berubah menjadi Tim Kerja Sosialisasi dimulai angkatan Tahun 1961 sampai dengan tahun 2005 merupakan langkah pertama kali mengidentifikasi anggota Perwakilan Alumni dan dari beberapa kali rapat telah tercapai keinginan bersama untuk melakukan sesuatu dalam rangka memecah masalah penting yang dihadapi IAPW pada waktu itu, antara lain mencari Biodata Alumni dengan menyebarkan Formulir Isian Anggota Alumni, pembentukan Tim Kecil mewakili IAPW untuk menangani dan memberi partisipasi setiap acara seremoni duka cita dan pernikahan dengan bentuk ucapan berupa sumbangan atau bingkisan atau ucapan melalui media kembang, mengadakan kegiatan sosial, melaporkan keuangan IAPW, pembentukan Tim Kerja Sosialisasi kepada seluruh Alumni, melaporkan perkembangan pembangunan/renovasi gedung IAPW.

Dari Rapat bersama Alumni sejak dimulai pada tanggal 25 Agusutus 2006 dilanjutkan dengan rapat bulanan berikutnya selalu dilangsungkan setiap bulan sekali diadakan dan difasilitasi oleh Hotel Kchrysant hingga rapat bulanan terakhir tercatat tertanggal 15 Desember 2006 yang luar biasanya setiap rapat bersama Alumni minimal dihadiri kurang lebih 40 – 60 orang perwakilan setiap angkatan Alumni Perguruan Wahidin Bagansiapiapi yang setiap angkatan silih berganti hadir memberi dukungan, saran, usul dan diskusi membangun untuk membesarkan dan memajukan IAPW dengan berbagai rencana dan strategi bersama mengenai tindakan-tindakan apa yang harus dilakukan dan bagaimana cara melakukannya.

Semua Perwakilan Alumni Perguruan Wahidin Bagansiapiapi telah mendaftarkan apa saja kemampuan yang mereka miliki, apa saja kekuatan dan kelemahan mereka dan jika perlu, apa saja keterampilan dan sumber daya lain yang masih perlu mereka adakan, sampai akhirnya sebagian besar perwakilan angkatan alumni telah mulai melaksanakan semua rencana mereka sesuai dengan perkembangan keadaan rapat bulanan tersebut.

Terbentuknya Tim Perwakilan Alumni berarti membangun suatu organisasi, sebagai wadah atau wahana pelaksanaan berbagai proses rapat, ibarat suatu rumah sebagai wadah bagi proses-proses hidup keseharian dan IAPW menjadi wadah bagi proses keseharian Tim Perwakilan Angkatan Alumni bekerja, dapat diketahui modal dan kekuatan potensial Alumni Perguruan Wahidin Bagansiapi-api merupakan suatu kekuatan sosial yang dapat mengembangkan gerakan sosial, kultural, pendidikan dalam rangka mengangkat kehidupan kelompok masyarakat Bagansiapi-api menjadi lebih baik.

Dari dukungan Tim Perwakilan Alumni tersebut sebagai dasar fondasi estafet berikutnya dari struktur organisasi IAPW, semua tahu kalau gedung Kantor IAPW tidak ada fondasi yang kuat tentu akan mudah ambruk, nah IAPW tanpa dukungan seluruh Alumnni Perguruan Wahidin Bagansiapiapi tidak akan berarti apapun, karenanya bagian terpenting pertama yang harus dibangun adalah memulai pendekatan, mengfasilitasi proses, merancang strategi, mengerahkan tindakan, menata organisasi dan keberlangsungannya serta membangun sistem pendukung. Kesemua unsur pengorganisasian IAPW adalah saling berkait erat satu sama lain, karenanya tidak dapat hanya memusatkan perhatian pada satu unsur saja dan mengabaikan unsur lainnya.

Kiat utama dan terpenting adalah bagaimana membuat Alumni Perguruan Wahidin Bagansiapi api merasa kita datang kepada mereka dalam cara yang benar-benar wajar dan alamiah, bukan sesuatu yang sudah direkayasa sebelumnya dalam cara-cara yang terkesan mengada-ada, dalam hal ini diperlukan kemampuan yang memiliki pemahaman mendalam dan kepekaan yang tinggi terhadap setiap alumni dengan selalu mengusahakan keterlibatan dan peranserta Ketua Umum berikut anggota kabinetnya untuk membuka forum komunikasi atau pertemuan khusus, atau berbagai cara pendekatan yang tentunya memerlukan apa yang selama ini dikenal sebagai pintu masuk atau kunci yang menentukan untuk mulai membangun hubungan dengan setiap Alumni. seorang pemimpin harus mampu mengenali dengan baik berbagai watak kepribadian yang ada dalam setiap anggota Alumni dan tidak membeda-bedakannya, harus memiliki pandangan-pandangan dan sikap pemihakan secara netral dan adil kepada setiap anggota Alumni, serta memiliki pemahaman yang jelas kearah mana sesungguhnya pemimpin menuju.

Beberapa unsur pokok langkah-langkah yang dapat membantu memahami persoalan IAPW adalah diperlukan pemimpin yang mampu menganalisa keadaan (pada aras mikro maupun makro), merumuskan kebutuhan dan tujuan IAPW, menilai sumber daya dan kemampuan Alumni, menilai potensi dan kelemahan Anggota sendiri serta merumuskan bentuk tindakan dan upaya tepat dan kreatif guna mendorong terjadinya sinergi antara IAPW dengan Alumni Perguruan Wahidin Bagansiapi-api. Sinergi ini akan memberi manfaat positif dan kreatif kepada keduanya membangun kerjasama dalam rangka mewujudkan tanggung jawab sosial kepada anak didik Perguruan Wahidin Bagansiapi-api maupun kepada masyarakat, nusa dan bangsa.